PAK KIYAI MENOLAKKU SBG MURIDNYA


Pernah dulu sy temui seorang guru sepuh dan tua jauh di pedalaman yg enggan menerima sy sbg murid. Apatah lagi dia mengatakan saya org bandar yg hanya mahukan populariti. Ini kerana sy jujur menceritakan perihal diri saya kpdnya.

Jadi saya kata kpd beliau, "Baiklah saya tidak akan bertemu dgn pak kiyai lagi hingga hari akhirat Allah akan mempertanyakan tentang keengganan pak kiai menurunkan sy keilmuan ini."

"Adakah saya salah?" tanya sang kiyai desa dgn nada merendah.

"Saya tidak tahu. Apa yang pasti saya telah dtg ke sini dengan 'kekuatan' bensin dan mobil(jarak terminal kapalterbang dgn lokasi desa kiyai itu lebih 10 jam perjalanan), 'kekuatan' nyali dan masa muda. Dan 'kekuatan' uang."

"Ah kamu tidak pantas menilaiku dgn material dan uang nak!"

"Pak kiyai mungkin enggak memerlukan namun org di desa pak kiyai, mrk adalah org biasa org fakir miskin yg perlukan nasi dan lauk juga mungkin perlu sedikit modal utk berniaga jual beli, inilah maksud saya memaharkan ilmu pak kiyai! Tidakkah Allah jua yg mengerakkan saya ke sini dan sedikit 'kekuatan' uang bisa membantu kehidupan org desa sini!"

Langsung Pak Kiyai itu memeluk saya dan menepuk ubun-ubun saya dengan Selawat Nuridzati.

Subscribe to receive free email updates: