Mengharap hidup berkah



Seringkali kita pusing menghadapi persoalan dalam hidup ini,dan sejumlah pertanyaan “MENGAPA” terucap dalam berbagai keadaan misalnya : mengapa uang yang banyak tidak selalu menjadi jaminan kebahagiaan ? mengapa rumah yang besar dan megah tidak selalu menjamin ketenangan dan kemuliaan ? mengapa istri yang cantik jelita atau suami yang tampan tidak selalu menjadi jaminan kebahagiaan dalam berumah tangga ? mengapa ilmu yang luas tidak mengangkat derajat pemiliknya ? dan sejumlah mengapa mengapa yang lainnya, padahal dalam mencari , berusaha guna mendapatkannya melalui perjuangan dan susah payah, tetapi ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan sebaliknya bukan kebahagiaan atau ketentraman yang diperoleh melainkan masalah dan malapetaka, Apa sebabnya ? kemungkinan besar penyebabnya sederhana sekali, yaitu bahwa semua yang dimilikinya itu TIDAK BERKAH.


Dalam hal apapun, uang, harta, rumah, pangkat, jabatan, dan lain lainnya, yang harus kita khawatirkan adalah tidak adanya barokah dari Allah Swt, maka kita tidak boleh cukup senang dengan memiliki sesuatu, tetapi yang harus lebih kita senangi adalah keberkahan atas segala sesuatu itu, mestinya kita tidak usah bangga dengan apapun yang kita miliki, dan pula bukan takut tidak memiliki sesuatu tetapi harus lebih takut sesuatu yang sudah dimiliki tidak membawa berkah, kalau ada sesuatu yang kita miliki menjadi masalah, maka harus dicurugai jangan jangan prosedur, keilmuan, dan etika dalam mendapatkannya dan mengamalkannya tidak cocok dengan yang disyariatkan Allah Swt.


Apalah artinya kita memiliki sesuatu tapi malah menghinakan dan menyengsarakan kita, kalai kita renungkan dan mau belajar dari orang orang terdahulu, walau hidup dalam keterbatasan tetpi mulia penuh kebahagiaan, rahasianya adalah apa yang dimilikinya barokah, maka kita harus takut dengan hidup yang tidak barokah, yaitu yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhirat, jadi mulaila berhati hati dengan uang, Bagai mana supaya uang menjadi barokah ? Seperti halnya gelas, Gelas hanya bias enak digunakan untuk minum kalau terlebih dahulu gelas itu kita bersihkan, karena walau isi gelas itu air susu yang lezat tapi bila gelasnya kotor, maka tidak akan ada orang yang berani minum,
Begitu pula dengan rezeqi yang kita miliki bila tidak dibersihkan maka tidak akan menjadi barokah, jangan sekali kali kita mencoba coba tiddk jujur, untuk apa ? karena jujur ataupun tidak jujur tetap Allah Swt yang memberi rizqi dan yang dapat dengan mudah menghilangkan keberkahannya, apapun yang kita miliki datang dari Allah, maka kalau kita ingin rezeqi yang barokah jangan sampai terlintas dalam hati secuil apapun untuk berbuat tidak jujur, licik, sebab semua itu akan menghapuskan keberkahan, hati hati pula jangan sampai ada hak-hak orang lain yang terampas atau belum tertunaikan, apalagi hak Allah Swt,

Renungkan kisah Umar bin Abdul Aziz, “ketika beliau sedang mengerjakan tugas Negara malam hari di rumahnya, tiba tiba anaknya mengetuk pintu kamar, kemudian Umar membuka pintu dan lampu di dalam kamar tersebut dimatikan, si anak lalu bertanya, “Kenapa lampu engkau matikan, ya Abi?”lalu beliau menjawab, “karena minyak pada lampu ini milik Negara” tidak layak kita membicarakan urusan keluarga dengan menggunakan fasilitas Negara, begitulah Umar, sangat hati hatinya karena mengharapkan hidupnya mendapat ridho dadn barokah dari Allah Swt. Menggunakan jabatan dan wewenang yang akan sangat membawa keberkahan, tiada lain kecuali mengenyampingkan kepentingan dan kesenangan pribadi diatas hak dan kesenangan Allah Swt,

Harta kekayaan yang melimpah yang kita kuasai, yang membawa berkah tiada lain kecuali harta yang bersih yang tertunaikan kewajibannya, Seandainya kita memounyi suatu perusahaan dengan banyak karyawan, sudah pasti kita ingin banyak untung, banyak yang membantu, sehingga disamping ingin perusahaan lancer juga ingin tenang dan tentram didalamnya, Kenyataannya tidak sedikit suatu perusahaan terus menerus dilanda berbagai masalah sehingga tersendat sendat jauh dari kesuksesan apalagi ketenangan dan ketentraman,
Kunci kesuksesan sebenarnya sederhana, disamping manajemen yang memadai, factor utama adalah usahakan suasana dan seluruh aturan serta segala aktivitas sesuai dengan aturan yang diridhoi Allah Swt,
Contoh kecil adalah waktu sholat, kita harus hati hati jangan sampai karyawan lalai apalagi melupakan sholat, jelas saja produktivitas yang dihasilkannya tidakan membawa barokah baik untuk dirinya maupun untuk pemilik perusahaannya,
Keuntungan memang harus dikejarsemaksimal mungkin, tetapi apa artinya keuntungan yang melimpah apabila tidak membawa keberkahan, bahkan tidak sedikit yang akhirnya membawa malapetaka, oleh karena itu diantaranya bila sudah sampai waktu sholat, seharusnya hentikanlah seluruh pekerjaan, Berikanlah waktu luang untuk mendirikan sholat dan memanjatkan do’a, karena do’a yang tulus dari karyawan- karyawan berpotensi besar akan dikabulkan oleh Allah Swt, Siapa tahu salah seorang dari karyawan ada yang sangat sholeh dan dekat dengan Allah, hingga permintaannya sangat diijabah guna kemajuan perusahaan, Mengapa kita harus takut merugi oleh karena waktu digunakan untuk sholat ? Yakinlah bahwa yang memberi rizqi hanya Allah pemilik kekayaan dan keberuntungan.


Begitupun dengan rumah yang barokah.
Mempunyai rumah merupakan dambaan setiap orang.
Mengapa rumah ? karena rumah diharapkan akan memberi kebahagiaan hidup bagi penghuninya, sehingga tak heran orang berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkannya serta melengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti ruangan berlantaikan marmer, kerpet termahal, ruangan ber AC, kendaraan berbagai merek dan lain sebagainya, Tetapi kenyataannya tidak sedikit rumah dengan fasilitas yang lengkap tersebut dirasakan oleh penghuninya tidak nyaman, sumpek, dll.
Bila keadaan rumah seperti itu, berarti rumah tersebut tidak membawa keberkahan dan harus curiga, sebab pasti di dalamnya banyak hal-hal yang tidak disenangi oleh Allah Swt.
Mulailah perhatikan hal-hal yang awalnya dianggap sepele, misalnya, masalah pembantu kita yang setia tiap hari melayani keluarga kita dengan penuh pengabdian, dibayar tak menentu waktu, telat, bahkan dengan jumlah sangat jauh dari standar, berhati-hatilah atas keringat mereka! Bila ingin barokah segerakanlah pembayaran hak-nya,
Rosulullah Saw bersabda : “Bayarlah upah buruh itu sebelum keringatnya kering”
Maka jangan sampai terlintas di hati kita untuk menahannya, apalagi sampai tidak dibayarkan, Na’udzubillahi min dzalik.
Kembangkan situasi kerjasama karena dihadapan Allah Swt semua manusia sama dan yang paling baik adalah orang yang paling taqwa kepada Allah Swt, bukan orang yang paling kaya ataupun yang paling kuat, Allah tidak melihat ukuran rumah besar kecilnya seseorang, megah atau tidak megahnya, karena walaupun luas,megah dan fasilitas lengkap, yakinlah akan terasa hidup bagaikan di neraka jauh dari kesejukan sebab tidak diberi barokah oleh Allah Swt.
Dalam menghias rumahpun kita harus hati-hati, jangan sampai kita menyenangi barang-barang yang tidak disenangi oleh Allah, misalnya patung yang biasa disembah oleh orang kafir, gambar porno dll,, karena semua akan sia-sia dan pasti tidak akan mendapat barokah, apalagi yang sudah jelas haramnya tidak dipengaruhi banyak ataupun sedikit jumlahnya, dihadapan Allah sama saja dan semua akibatnya akan terpulang kepada pelakunya, Jadi kita harus bisa dan terbiasa menghindari masalah yang dianggap sepele namun tidask disukai oleh Allah Swt, 

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

"Faman ya’mal mitsqaala dzaratin khairay yarah, waman ya’mal mitsqaala dzaratin syarray yarah" (QS. Al-Zalzalah[99]: 7-8).

artinya : barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah pun niscaya akan melihat (balasan ) nya, dan barang siapa mengerjakan keburukan sebesar dzarahh pun niscaya dia akan melihat (balasan )nya.

Dalam menghias rumah Rosulullah Saw banyak memberikan petunjuk, diantaranya : “ Hiasilah rumahmu dengan alunan Al-Qur’an “ karena dengan suara kalam illahi, hati orang beriman akan tergerak dan bergetar mendekati Allah Swt, dengan kata lain menghjiasi rumah harus dengan sesuatu yang dapat mengingatkan dan mendekatkan kita kepada Allah, rumah dan seluruh isinya bila diarahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah akan membawa ketentraman dan keberkahan. Dan yang terpenting kita harus sadfar bahwa rumah kita titipan Allah Swt. Besarnya jangan membuat kita sombong, kecilnya jangan membuat kita minder. Mudah mudahan apa yang sudah dipaparkan dapat menjadi bahan renungan untuk segera kita evaluasi diri dan hidup kita, Berkah adalah sesuatu yang multi guna semoga kita semua mendapat keberkahan dari Allah Swt.

Bagikan lewat WHATSAPP yuk !!!!!!!

Rasulullah SAW bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)



TETAPLAH MEMBERI NASEHAT, WALAUPUN ENGKAU SENDIRI BANYAK KEKURANGAN


✍🏻 Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:



لو لم يعظ إلا معصوم من الزلل، لم يعظ الناس بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أحد، لأنه لا عصمة لأحد بعده.


"Seandainya tidak boleh memberi nasehat kecuali seseorang yang terjaga (ma'shum) dari kekurangan, niscaya tidak akan ada seorang pun yang menasehati orang lain selain Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, karena tidak ada yang ma'shum selain beliau."



Lathaiful Ma'arif, hlm. 19




 
 
Klik untuk link ke : alikhlasmusholaku.top #Konten Islami dari berbagai sumber #Islamic content from various sources #


Bagikan dengan cara klik tombol Facebook, twitter, Goggle+, Pinterest, Blogger, Email dibawah ini  :



Subscribe to receive free email updates: